Pages

Senin, 25 Juni 2012

Sejarah Pulau Bali

Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[4] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.[rujukan?]
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali ‘pejuang kemerdekaan’. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

Utara         : Laut Bali
Selatan     : Samudera Indonesia
Barat         : Provinsi Jawa Timur
Timur        : Provinsi Nusa Tenggara Barat


Geografi Bali


Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan

Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Selasa, 27 Maret 2012

pengalaman lucu yang pernah kualami


waktu itu pada hari minggu pada waktu liburan senester I, aku dan keluargaku berniat mau berangkat ke rumah nenek ku yg ada di Temanggung. aku berangkat dari rumah pukul 09.00 pagi. aku sampai di rumah nenek ku sekitar pukul 12.00 siang. waktu itu setelah shalat dzuhur. aku ingin bermain ke rumah tetangga dekat rumah nenek ku. aku mau pinjam sepeda temanku asyik bermain sepeda, sepeda tersebut mau aku angkatkan ( standingkan ) . lama kelamaan aku tidak tahu ban depan sepeda tersebut lepas , untungnya aku bisa lompat dari sepeda tersebut dan aku selamat... karena itulah itu sebagai pengalaman pribadiku yg sangat lucu dan tak bisa aku lupakan..............

kumpulan cerita-cerita religi islam – kisah-kisah religi islami – cerita religi islami – kisah religi islam

kumpulan cerita-cerita religi islam – kisah-kisah religi islami – cerita religi islami – kisah religi islam
———————–
Batu Masuk Ke Telinganya Beberapa Lama, Lalu Keluar
Dari Sa’id bin ‘Anbasah, ia berkata, “Tatkala seseorang sedang duduk sambil bermain-main dengan beberapa buah batu kerikil dan melempar-lemparnya, tiba-tiba ada yang mental dan masuk ke dalam telinganya. Orang itu terus berupaya dengan segala cara namun tidak berhasil mengeluarkannya. Beberapa batu itu masih belum bisa keluar dari dalam telinganya itu selama beberapa lama sehingga sangat menyiksanya. Hingga suatu ketika saat ia duduk, tiba-tiba mendengar seorang Qari membaca ayat Allah, (artinya) “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan…” (an-Naml:62) Maka berkatalah ia, “Ya Rabb, Engkaulah Yang Maha Memperkenankan doa itu, dan akulah pula orang yang dalam kesulitan itu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kuderita ini.!” Tak berapa lama, tiba-tiba beberapa kerikil berjatuhan yang ada di dalam telinganya itu pun keluar. Subhanallah!”
(SUMBER: asy-Syifaa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, hal.43 sebagai yang dinukilnya dari al-Faraj Ba’da asy-Syiddah karya al-Qadli at-Tannukhy, Juz.I, hal.89)
=====================================
kumpulan cerita-cerita religi islam – kisah-kisah religi islami – cerita religi islami – kisah religi islam
————————————————
Jangan Suka Mempermainkan Kehormatan Orang
Suatu hari, Qarun memanggil seorang WTS dan memberinya segepuk uang sebagai sogokan agar ia mau mengatakan di hadapan khalayak Bani Israil bahwa Musa telah menzinahinya.
Kemudian Qarun merangcang untuk menggelar suatu pertemuan dan meminta agar Musa menyampaikan wejangan di sana kepada masyarakat Bani Israil. Tanpa rasa curiga sedikit pun, Musa memenuhi permintaan itu sementara orang-orang pun datang dari segala penjuru sehingga terkumpullah sekian banyak orang. Musa lalu menceramahi mereka. Di tengah ia berceramah tersebut, tiba-tiba Qarun berdiri seraya berkata, “Wahai Musa, menurutmu, apa yang akan engkau lakukan terhadap orang yang mencuri.?” Musa menjawab, “Kita akan potong tangannya.” Qarun menambahkan lagi, “Kalau orang yang berzina.?” Musa menjawab, “Kalau ia seorang yang sudah menikah, hukumannya dirajam (dilempar batu hingga mati) dan bila ia belum menikah, maka hukumannya dicambuk.” Qarun menimpali untuk menyudutkan Musa, “Sekali pun pelakunya itu engkau sendiri.?” Musa menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari melakukan hal itu. Hukum Hadd tetap berlaku terhadap semua orang, sekali pun aku sendiri.” Maka ketika itu, berkatalah Qarun kepada wanita yang telah disogoknya tersebut, “Berdirilah.!” Namun anehnya, wanita tersebut tidak mampu berdiri sama sekali. Ia gemetaran dan sekujur tubuhnya menggigil. Seluruh energinya melorot sama sekali, kulitnya mengerut, hatinya malu dan dirinya diliputi rasa hampa dan lemah.
Dalam suasana seperti itu, berterusteranglah wanita tersebut, “Wahai Musa, sesungguhnya Qarun telah menyuapku dengan uang yang sangat banyak agar aku menuduhmu berbuat zina dengan diriku.” Maka meluaplah emosi Musa seraya berkata, “Aku memintamu atas nama Dzat Yang telah menurunkan kitab Taurat, apakah apa yang dikatakan Qarun benar.?” Wanita itu menjawab, “Aku bersaksi bahwa engkau terbebas dari tuduhan itu (tidak berdosa) dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah.”
Begitu mendengar itu, Musa langsung melompat untuk bersujud ke hadapan Rabbnya seraya mendoakan kebinasaan atas orang yang telah menzhaliminya.
Maka Allah pun mewahyukan kepadanya agar ia mengangkat kepala sebab bumi telah tunduk kepadanya. Lalu Musa berkata kepada bumi, “Telanlah mereka.!” Maka bumi menelan mereka sebatas kaki-kaki mereka, kemudian menelannya lagi hingga sebatas lutut-lutut mereka. Demikianlah hingga benar-benar bumi menelan seluruh jasad mereka, tidak seorang pun yang tersisa.
Dalam hal ini, Qatadah as-Sadusy berkata, “Allah menghempaskan mereka setiap harinya seukuran badan mereka hingga hari kiamat.”
Dan diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas bahwasanya mereka telah dihempaskan ke dalam tujuh lapis bumi.
Juga terdapat hadits yang menyebutkan bahwa ketika Allah menghempaskan Qarun dan orang-orang yang bersamanya, mereka mulai meminta Musa atau memanggil-manggilnya, “Kami bertobat, kami bertobat, tidak akan mengulangi lagi.” Ketika mereka dalam kondisi seperti itu, Musa hanya memandangi mereka, lalu Allah mewahyukan kepada Musa, “Para hamba-Ku berkata kepadamu, ‘Wahai Musa, jangan kasihi mereka.” Akan tetapi, bila ia meminta kepada-Ku, pasti mereka mendapati-Ku dekat dengan mereka dan Maha Mengabulkan. Wallahu a’lam dengan kebenaran berita ini. (Taariikh al-Umam Wa al-Muluuk, karya Imam ath-Thabary; al-Bidaayah Wa an-Nihaayah, karya Ibn Katsir)
Qarun telah pergi (mati) dengan menuai balasan atas kezhaliman dan sifat irinya. Allah menghempaskannya ke bumi dan menjadikannya sebagai pelajaran bagi semua manusia sepanjang masa. Sementara Musa pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan akhirat serta hidup dengan bahagia dan meninggal dunia secara terpuji.
Apakah para tukang ‘tuduh’ kehormatan orang-orang yang suci mau berkaca pada akibat yang dialami karena berbuat zhalim? Akankah mereka menarik lisan mereka, mengatur gerak-gerik anggota badannya, merasa selalu diawai Allah dan mengetahui bahwa mereka pasti akan dicoba akibat perbuatan mereka mencemarkan kehormatan orang?
Pepatah arab mengatakan, “Sebagaimana engkau menghina, maka demikian pulalah kamu akan dihina.” Kehidupan adalah pinjaman dan hutang.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan zhalim dan orang-orang yang berbuat zhalim, dari perbuatan fasiq dan orang-orang yang berbuat fasiq serta dari para penyeru kepada kejelekan dan orang-orang yang berpura-pura agamis.

Pendidikan yang Baik untuk Anak

Pendidikan anak memang sangat penting. Pendidikan dari sekolah akan membantu seorang anak bukan hanya mengerti teori dari mata pelajaran yang diajarkan, namun yang terpenting yaitu cara belajar yang terstruktur dan baik. Dengan pendidikan yang baik, maka masa depan seorang anak akan lebih terencana dan terjamin. Namun, apakah pendidikan seorang anak hanya dilimpahkan pada sekolah saja? Bagaimana dengan peranan orang tua?

Sekolah

Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani yaitu skho·le´ yang berarti "waktu terluang". Namun dapat juga diartikan menggunakan waktu luang untuk kegiatan belajar. Belakangan kata ini digunakan untuk menunjukkan tempat diselenggarakan kegiatan belajar. Memang pada masa awal kegiatan belajar di tempat khusus seperti ini hanya bisa dinikmati oleh golongan kaya di Yunani. Demikian juga pada zaman dahulu di negeri-negeri lainnya, kegiatan belajar di sekolah hanya bisa dinikmati oleh golongan elit saja.
Saat ini, pendidikan di sekolah telah dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan golongan. Berbagai sekolah didirikan untuk menjadi tempat atau sarana pendidikan bagi anak. Berbagai kurikulum juga dikembangkan untuk sekolah agar dapat membantu anak memiliki cara belajar yang baik dan bermutu. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka bisa mendapatkan pendidikan umum di sekolah dengan mudah. Yang termasuk pendidikan umum adalah pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Beberapa jenjang pendidikan yang ada di berbagai sekolah di Indonesia yaitu:
  • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan paling awal. Jenjang pendidikan ini memang tidak wajib diikuti seorang anak, mengingat orang-tua juga memiliki kemampuan penuh untuk melakukannya. Pada jenjang ini, anak akan dibina agar siap memasuki pendidikan umum. Karena itu, pada jenjang ini lebih ditekankan untuk merangsang pikiran anak dan perkembangan jasmani seorang anak.
    • Usia: 0 - 6 tahun
    • Contoh: Kelompok bermain (play group) dan Taman Kanak-kanak (TK)
  • Pendidikan Dasar

    Pendidikan dasar adalah pendidikan yang wajib diikuti seorang anak selama 9 tahun. Pendidikan ini merupakan awal dari pendidikan seorang anak karena melatih seorang anak untuk membaca dengan baik, mengasah kemampuan berhitung serta berpikir. Pendidikan dasar mempersiapkan seorang anak untuk memasuki jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar umumnya dibagi menjadi 2 tahap, yaitu 6 tahun pertama di kelas 1 sampai 6. Kemudian dilanjutkan tahap berikutnya pada kelas 7 sampai 9 selama 3 tahun.
    • Usia: mulai usia 7 tahun
    • Contoh pendidikan dasar tahap pertama (6 tahun): Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
    • Contoh pendidikan dasar tahap kedua (3 tahun): Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MT)
  • Pendidikan Menengah

    Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan selama 3 tahun. Beberapa jenis pendidikan menengah juga telah mempersiapkan seseorang memiliki keterampilan tertentu untuk dipersiapkan langsung ke lapangan kerja.
    • Contoh: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA)
    • Contoh sekolah kejuruan: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan
  • Pendidikan Tinggi

    Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan tinggi diselenggarakan bukan lagi di sekolah melainkan di perguruantinggi
    • Contoh: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas

    Kunci Pendidikan yang Baik

    Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
    • Dukungan Orang-Tua

      Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.
    • Kerja Sama dengan Guru

      Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah.

      Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.
    • Sediakan waktu untuk anak

      Selalu sediakan waktu yang cukup banyak bagi anak Anda. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Anda bisa segera tanggap dengan hal tersebut jika Anda menyediakan waktu bagi anak-anak Anda.
    • Awasi kegiatan belajar di rumah

      Tunjukkan Anda berminat pada pendidikan anak Anda. Pastikan anak-anak Anda sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak Anda. Membacalah bersama-sama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak Anda. Kendalikan waktu menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak Anda.
    • Ajari tanggung jawab

      Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika Anda telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak Anda pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak Anda karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
    • Disiplin

      Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika Anda selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak Anda seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah lainnya.
    • Kesehatan

      Jaga kesehatan anak Anda agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak Anda. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
    • Jadi teman terbaik

      Jadilah teman terbaik bagi anak Anda. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.

Pengalaman pada saat liburan


Bahasa  Inggris :

experience during the holidays

then on Saturday the 24th of december 2011 we went to a fishing family in the area of fishing Ardila kendal. prior to fishing the whole family on a pilgrimage to the grave of my father's parents in Kaliwungu. after completion of the cemetery, we also get to the fishing pond in kendal Ardila and at the same midday prayers at the venue.
after arriving at the venue we also immediately ordered food at the fishing spot. to wait for the dish is cooked us as a family run midday prayers in congregation. after our midday prayers, the food was cooked.
Our immediate family meal with gusto. after we enjoyed the meal and pay for food, because the time is shown at 16.00 pm we also leave the place to come home with a heart of joy and satisfaction.


Terjemahan  :

Pengalaman Selama Liburan

Waktu itu pada hari sabtu tanggal 24 Desember 2011 saya dan keluarga pergi ke sebuah pemancingan yg ada di daerah kendal yaitu pemancingan ARDILA. Sebelum ke pemancingan tersebut kami sekeluarga berziarah ke makam kedua orang tua ayah saya yg ada di kaliwungu. Setelah selesai dari pemakaman tersebut, kamipun segera ke kolam pemancingan ARDILA yg ada di kendal dan sekaligus shalat dzuhur di tempat tersebut.
Setelah sampai di tempat tersebut kamipun memesan makanan yg ada di sana. Untuk menunggu masakan tersebut matang kami sekeluarga menjalankan shalat dzuhur, hidanganpun matang. Kami sekeluarga segera menikmati hidangan tersebut dengan lahap.
Setelah kami menikmati hidangan makanan dan membayar makanan tersebut, karena waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WIB kamipun segera pulang dengan hati yg gembira dan memuaskan.

Kamis, 22 Maret 2012

Sekolah Global di Desa Kecil Kalibening

FINA Af'idatussofa (14) bukan siswa sekolah internasional dan bukan anak orang berada. Ia lahir sebagai anak petani di Desa Kalibening, tiga kilometer perjalanan arah selatan dari kota Salatiga menuju Kedungombo, Jawa Tengah. Karena orangtuanya tidak mampu, ia terpaksa melanjutkan sekolah di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah di desanya. Namun, dalam soal kemampuan Fina boleh dipertandingkan dengan siswa sekolah-sekolah mahal yang kini menjamur di Jakarta.

MESKI bersekolah di desa dan menumpang di rumah kepala sekolahnya, bagi Fina internet bukan hal yang asing. Ia bisa mengakses internet kapan saja. Setiap pagi berlatih bahasa Inggris dalam English Morning. Ia pernah menjuarai penulisan artikel on line di kotanya. Ia juga berbakat dalam olah vokal meski ia mengatakan tidak ingin menjadi seorang penyanyi.

"Kalau menjadi penyanyi, pekerjaanku hanya menyanyi. Padahal, cita-citaku banyak. Aku ingin jadi presenter, aku ingin jadi penulis, pengarang lagu, ilmuwan, dan banyak lagi? Aku juga ingin berkeliling dunia," kata Fina.

SMP Alternatif Qaryah Thayyibah resmi terdaftar sebagai SMP Terbuka, sekolah yang sering diasosiasikan sebagai sekolah untuk menampung orang-orang miskin agar bisa mengikuti program wajib belajar sembilan tahun. Namun, siswa SMP Alternatif Qaryah Thayyibah sangat mencintai dan bangga dengan sekolahnya.

Pukul 06.00 sekolah sudah mulai dan baru berakhir pada pukul 13.30. Akan tetapi, jam sekolah itu terasa sangat pendek bagi murid-murid sekolah tersebut sehingga setelah makan siang mereka biasanya kembali lagi ke sekolah. Mereka belajar sambil bermain di sekolahnya sampai malam, bahkan tak jarang mereka menginap di sekolah.

Murid-murid SMP Qaryah Thayyibah memang sangat menikmati sekolahnya. Bersekolah merupakan sesuatu yang menyenangkan. Guru bukanlah penguasa otoriter di kelas, tetapi teman belajar. Mereka bebas berbicara dengan gurunya dalam bahasa Jawa ngoko, strata bahasa yang hanya pantas untuk berbicara informal dengan kawan akrab.

Di kelas mereka juga sangat bebas. Mereka bisa asyik mengerjakan soal-soal matematika dengan bersenda gurau, ada yang mengerjakan soal sambil bersenandung, yang lain bermain monopoli. Suasana bermain itu bahkan di taman kanak-kanak pun kini makin langka karena mereka dipaksa oleh gurunya untuk membaca dan menulis.

SMP Qaryah Thayyibah lahir dari keprihatinan Bahruddin melihat pendidikan di Tanah Air yang makin bobrok dan semakin mahal. Pada pertengahan tahun 2003 anak pertamanya, Hilmy, akan masuk SMP. Hilmy telah mendapatkan tempat di salah satu SMP favorit di Salatiga. Namun, Bahruddin terusik dengan anak-anak petani lainnya yang tidak mampu membayar uang masuk SMP negeri yang saat itu telah mencapai Rp 750.000, uang sekolah rata-rata Rp 35.000 per bulan, belum lagi uang seragam dan uang buku yang jumlahnya mencapai ratusan ribu rupiah.

"Saya mungkin mampu, tetapi bagaimana dengan orang-orang lain?" tuturnya. Bahruddin yang menjadi ketua rukun wilayah di kampungnya kemudian berinisiatif mengumpulkan warganya menawarkan gagasan, bagaimana jika mereka membuat sekolah sendiri dengan mendirikan SMP alternatif. Dari 30 tetangga yang dikumpulkan, 12 orang berani memasukkan anaknya ke sekolah coba-coba itu. Untuk menunjukkan keseriusannya, Bahruddin juga memasukkan Hilmy ke sekolah yang diangan-angankannya.

"Saya ingin membuat sekolah yang murah, tetapi berkualitas. Saya tidak berpikir saya akan bisa melahirkan anak yang hebat-hebat. Yang penting mereka bisa bersekolah," kata Bahruddin.

Bahruddin mengadopsi kurikulum SMP reguler di sekolahnya. Ia menyatakan tidak sanggup menyusun kurikulum sendiri. Lagi pula sekolah akan diakui sebagai sekolah berkualitas jika bisa memperoleh nilai yang baik dan mendapatkan ijazah yang diakui pemerintah. Karena itulah ia memilih format SMP Terbuka. Akan tetapi, ia mengubah kecenderungan SMP Terbuka sekadar sebagai lembaga untuk membagi-bagi ijazah dengan mengelola pendidikannya secara serius.

Sekolah itu menempati dua ruangan di rumah Bahruddin, yang sebelumnya digunakan untuk Sekretariat Organisasi Tani Qaryah Thayyibah. Jumlah guru yang mengajar sembilan orang, semuanya lulusan institut agama Islam negeri dan sebagian besar di antaranya para aktivis petani.

Guru pelajaran Matematika-nya seorang lulusan SMA yang kini mondok di pesantren. Akses internet gratis 24 jam diperoleh dari seorang pengusaha internet di Salatiga yang tertarik dengan gagasan Bahruddin. Dengan modal seadanya sekolah itu berjalan.

Ternyata pengakuan terhadap keberadaan SMP Alternatif Qaryah Thayyibah tidak perlu waktu lama. Nilai rata- rata ulangan murid SMP Qaryah Thayyibah jauh lebih baik daripada nilai rata-rata sekolah induknya, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.

Sekolah itu juga tampil meyakinkan, mengimbangi sekolah-sekolah negeri dalam lomba cerdas cermat penguasaan materi pelajaran di Salatiga. Sekolah itu juga mewakili Salatiga dalam lomba motivasi belajar mandiri di tingkat provinsi, dikirim mewakili Salatiga untuk hadir dalam Konvensi Lingkungan Hidup Pemuda Asia Pasifik di Surabaya. Pada tes kenaikan kelas satu, nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Inggris siswa Qaryah Thayyibah mencapai 8,86.

SMP Alternatif Qaryah Thayyibah juga maju dalam berkesenian. Di bawah bimbingan guru musik, Soedjono, anak-anak sekolah bergabung dalam grup musik Suara Lintang. Kebolehan anak-anak itu dalam menyanyikan lagu mars dan himne sekolah dalam versi bahasa Inggris dan Indonesia bisa didengarkan ketika membuka alamat situs sekolah www.pendidikansalatiga.net/qaryah. Grup musik anak-anak desa kecil itu telah mendokumentasikan lagu tradisional anak dalam kaset, MP3, maupun video CD album Tembang Dolanan Tempo Doeloe yang diproduksi sekaligus untuk pencarian dana. Seluruh siswa bisa bermain gitar, yang menjadi keterampilan wajib di sekolah itu.

Sulit dibayangkan anak- anak petani sederhana itu masing-masing memiliki sebuah komputer, gitar, sepasang kamus bahasa Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, satu paket pelajaran Bahasa Inggris BBC di rumahnya. Semua itu tidak digratiskan. Anak-anak memiliki semua itu dengan mengelola uang saku bersama-sama sebesar Rp 3.000 yang diterima anak dari orangtuanya setiap hari. Uang sebesar Rp 1.000 dipergunakan untuk mengangsur pembelian komputer. Untuk sarapan pagi, minum susu, madu, dan makanan kecil tiap hari Rp 1.000, sedangkan Rp 1.000 lainnya untuk ditabung di sekolah. Tabungan sekolah itu dikembalikan untuk keperluan murid dalam bentuk gitar, kamus, dan lain-lainnya.

Tidak mengherankan jika anak-anak dan orangtua mereka bangga dengan sekolah itu. Betapa tidak, di sekolah yang berdekatan dengan rumah di sebuah desa kecil mereka mendapatkan banyak hal yang tidak diperoleh di sekolah-sekolah yang dikelola dengan logika dagang.

Ismanto (43) menceritakan, anaknya sempat down saat mendaftar SLTP di Salatiga dua tahun lalu. Uang masuknya Rp 200.000, belum termasuk buku dan seragam. Tidak ada seorang murid pun ke sekolah dengan berjalan kaki selain anaknya, Emi Zubaiti (13). Kini Emi menjadi seorang anak yang pandai dalam berbagai mata pelajaran, pintar bernyanyi, dan percaya diri. Ia tidak pernah membayangkan bisa menyekolahkan Emi, anak pasangan tukang reparasi sofa dan bakul jamu gendong, mendapat sekolah yang baik.

Bahkan Ismanto ikut menikmati komputer yang dikredit dari uang saku anaknya. Dibimbing anaknya, sekarang Ismanto mulai belajar komputer. "Tidak pernah terpikir, saya bisa membelikan komputer. Kini saya malah bisa ikut menikmati," kata Ismanto.


Catatan pribadi :
---------------------

Nah, kita liat sample aja yah. Bukan berarti pendidikan harus mahal kan? Bisa murah tapi berkualitas. Pendidikan murah berkualitas bukanlah sesuatu yang utopis, tapi bisa dicapai dengan tekad. Siapa bilang sekolah harus mahal?

Selasa, 20 Maret 2012

Ketua MUI: Konser Lady Gaga Upaya Hancurkan Akidah Umat Lewat Budaya

Fiqhislam.com - Sebagai negara mayoritas Islam, Indonesia memang menjadi sasaran empuk invasi budaya Barat. Dengan populasi umat muslim terbanyak, Indonesia dikhawatirkan menjadi satu bentuk negara Islam yang utuh.
Kondisi ini tentu tidak diinginkan oleh Barat. Jika Indonesia betul-betul menjadi negara berlandaskan Syariat Islam maka lonceng persaingan dengan barat baik dalam Ekonomi, Politik, maupun militer akan bergema.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya, KH. Kholil Ridwan kepada Eramuslim.com setelah mengisi acara Indonesia Tanpa Liberal di Mesjid Baiturohman Jakarta. “Maka itu umat Islam menurut Barat harus dihancurkan baik dengan perang fisik, opini, dan sekarang dengan budaya,” tandasnya.
Karenanya, tak heran untuk memuluskan programnya tersebut, maka musuh-musuh Allah mulai menyuplai artis-artis mancanegara yang biasa menampilkan unsur-unsur haram seperti Lady Gaga. “Hal itu agar umat Islam bisa menerima suatu budaya yang diharamkan. Bahkan menjadi sesuatu yang menyenangkan,” tambah Ulama yang juga menjadi Pimpinan Ponpes Al Husnayain itu.
Jika kondisi ini dibiarkan, lanjut Kyai Kholil, akan sangat berbahaya bagi umat Islam. Satu demi satu elemen dari agama Islam berusaha dipreteli hingga akar-akarnya. Namun karena akar Islam susah dipreteli, maka Islam akan dipreteli pada bagian-bagian lainnya seperti budaya.
Dalam Al Qur’an, Islam ibarat sebuah pohon: ada akar, batang, dan daun. Karena akarnya susah dicabut, yang diracuni adalah daunnya terlebih dahulu. Ketika daun itu mati, maka akan menjalar ke batang, pohon, dan juga akar pohon itu sendiri.
“Nah, daun itu budaya. Jika budaya Islam sudah disemprot dengan racun budaya Barat itu dan mati, maka akidah Islam juga akan tercerabut,” pungkasnya.
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim: 24-26).  (eramuslim.com)

Ketua MUI: Beli Tiket Lady Gaga Hukumnya Haram

Ketua MUI: Konser Lady Gaga Upaya Hancurkan Akidah Umat Lewat BudayaKH. Kholil Ridwan yang juga ketua MUI mengecam keras konser Lady Gaga di Indonesia pada tanggal 3 Juni nanti. Artis pemuja setan dan bintang foto bugil tersebut disinyalir akan merusak moral umat Islam khususnya generasi muda. Maka itu beliau meminta umat muslim yang sudah membeli tiket Lady Gaga agar dikembalikan karena membelinya adalah haram.
“Tiket itu harus dikembalikan karena hukumnya haram. Dangdut yang budaya lokal aja haram. Yang jual tiket dan pembeli tiket juga dosa,” katanya kepada Eramuslim.com Sabtu, (17/3) dalam kapasitas pribadi selaku Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya.
Kyai yang juga tegas dalam menyikapi aliran sesat dan liberalisme ini juga mewanti-wanti dosa yang akan dipikul para panitia penyelenggara. Menurut Kyai Kholil, panitia yang mengundang Lady Gaga ke Indonesia berada pada dosa yang paling besar. “Karena gara-gara dia orang jadi nonton,” tuturnya.
Dalam menyikapi isu ini, umat Islam diminta untuk menolak dan mengadakan aksi penolakan atas kehadiran Ratu Illuminati tersebut ke Indonesia. Indonesia sebagai negara mayoritas Islam tidak boleh dirusak dengan ajaran kemusyrikan yang kerap dilakukan Lady Gaga.
“Umat Islam harus kompak menolak. Maka tidak ada jalan lain umat Islam harus melakukan protes, somasi, atau demonstrasi. Tapi jangan anarkis,” pesannya.
Lady Gaga dikabarkan akan melakukan konser di Indonesia pada tanggal 3 Juni nanti. Ribuan masyarakat Indonesia pun berbondong-bondong membeli tiket masuk dengan kisaran Rp. 400 ribu hingga 2 juta. (eramuslim.com)

Rabu, 14 Maret 2012

Kenaikan BBM Menambah Tangis Bayi Miskin Indonesia

Kenaikan BBM mulai dekat di rasakan dalam jantung masyarakat. Bahkan mulai terdengar jerit tangis bayi kelaparan menjelang siang maupun malam hari. Karena Ibu tercinta sudah tidak mampu membelikan air susu. Sungguh memperihatinkan nasib kaum miskin Indonesia, tetapi pemerintah selalu mencari alasan, bahwa penikmat subsidi BBM adalah orang kaya, padahal kalau BBM naik tak lepas dapat memicu kenaikan harga barang yang lain. Sehingga menimbulkan kesulitan bagi masyarakat miskin di karenakan harga BBM melambung tinggi di pasaran.
Kalau kenaikan BBM di paksakan dalam kehidupan masyarakat, berarti bencana nasional telah tiba di sebabkan kondisi semakin serba mahal. Nah! bencana BBM ini merupakan peristiwa yang sangat miris bagi kehidupan masyarakat miskin di nusantara, apalagi di picu dengan kenaikan harga barang yang lain di sebabkan dampak buruk kenaikan harga BBM.
Kenaikan Air susu dan makanan bayi tak dapat di hindarkan, apabila kenaikan harga BBM benar terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sehingga kaum bayi miskin menjerit sekeras mungkin, menahan lapar dan haus kering kerontang di karenakan bencana kelaparan telah datang, semua di sebabkan dari kebijakan pengelola negara yang sepihak dalam menentukan harga BBM, tentu berangkat dari situ memicu kenaikan harga pangan maupun harga barang keseharian masyarakat.
Melihat kondisi tangis bayi yang semakin bertambah, apabila pemerintah menaikkan harga BBM, tentu membuat luka keperihatinan atas sesama. Sungguh kejadian tangis bayi Indonesia semakin meluas dari pedesaan sampai perkotaan di karenakan harga pangan melambung tinggi, Ayah dan Bunda tak sanggup membeli air susu maupun makanan bagi si bayi miskin, kalau peristiwa kenaikan BBM ini benar terjadi, berarti kondisi ini dapat di katakan sebuah bencana nasional telah tiba di negeri Indonesia. Karena di sebabkan BBM naik dan memicu kenaikan Harga-harga yang lainnya.
Dengan kondisi di atas, sudah dapat di pastikan kemiskinan masyarakat Indonesia semakin bertambah memilukan. Bahkan mengenaskan dengan kondisi tersebut.
Keberadaan kaum miskin di Indonesia semakin bertambah dengan cepat di karenakan kenaikan harga BBM, walau hanya dalam hitungan hari si bayi miskin menangis terdengar begitu keras dari ujung Sabang sampai Merauke.
Gambaran kenaikan BBM sangat memilukan bagi masyarakat miskin, tetapi bagi masyarakat kaya kenaikan BBM tidak menjadi suatu masalah besar. Karena mereka punya uang dan mampu membeli harga BBM dan sejumlah kenaikan harga barang yang lainnya. Inilah kondisi yang sudah semestinya di pertimbangkan pemerintah dalam mengambil sebuah langkah kebijakan, untuk menaikkan harga BBM di tengah carut marut kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kondisi kenaikan harga BBM dapat menimbulkan bencana kemiskinan semakin merajalela, tetapi pemerintah sampai saat ini masih tetap ngotot dengan keputusan akan menaikkan harga BBM, tentu dengan kebijakan sepihak tanpa mempertimbangkan sederet panjang permasalahan ekonomi bagi masyarakat miskin di negeri Indonesia.
Suara jerit tangis bayi mengiringi langkah kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Sehingga terdengarlah suara bayi miskin di sekeliling nusantara di sebabkan kebijakan pemerintah yang sepihak, tanpa melihat kondisi masyarakat miskin di sekelilingnya. Inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah, sebelum menaikkan harga BBM di negeri nusantara Indonesia. Sungguh, Allah maha bijaksana segala.

IDEALISME YANG TERGADAI DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS (Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Iwan Fals “Galang Rambu Anarki dan Bento“)

1.1. Latar Belakang
Musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam masyarakat sebagai konstruksi dari realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk lirik lagu. Pada  awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan masyarakat musik telah tertransformasi bergeser menjadi sebuah komoditi yang dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.    
Menurut Djohan (2003 : 7-8), bahwa musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan[1]. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomis.
Perkembangan musik dewasa ini lebih menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga industri musik lebih banyak melahirkan lagu-lagu yang laku keras dipasaran, misalnya lagu-lagu pop yang bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi yang peduli pada kondisi sosial, misalkan Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung Jabo, Setiawan Djody, atau pun Grup Musik Kantata, Slank, Edane dan lain-lain. Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi modal yang semakin besar.
Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat Orde Baru. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Wacana kritik dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian besar masyarakat terutama lapisan bawah, karena lagu tersebut mewakili dan menyuarakan hati nurani rakyat. Dukungan itu termanifestasikan dengan terbentuknya fans-fans fanatik yang sering disebut Oi (Orang Indonesia). 
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas[2].
Berikut dapat dilihat dalam Tabel 1. Beberapa lagu yang bernada kritik terhadap Hegemoni Rezim Orde Baru :
Tabel 1. Lagu-Lagu Iwan Fals
Bertema Kritik Terhadap Hegemoni Orde Baru

No
Judul Lagu
Album / Tahun
Tema Kritik
1
Sarjana Muda
Sarjana Muda / 1981
Kritik terhadap menyempitnya lapangan kerja.
2
Galang Rambu Anarki
Opini / 1982
Kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
3
Tak Biru Lagi Lautku
Opini / 1982
Kritik terhadap pembangunan yang merusak lingkungan (laut).
4
Siang Seberang Istana
Sugali / 1984
Kritik terhadap kesenjangan dan ketidakadilan nagara.
5
Sore Tugu Pancoran
Sore Tugu Pancoran / 1985
Kritik terhadap  ketidakadilan (potret anak jalanan).
6
Tikus Kantor
Ethiopia / 1986
Kritik terhadap budaya korupsi dalam birokrasi patronase.
7
Wakil Rakyat
Wakil Rakyat / 1987
Kritik terhadap anggota dewan yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat.
8
Lancar
Lancar / 1987
Kritik terhadap pembangunan yang tidak adil.
9
Bento
SWAMI / 1989
Kritik terhadap penguasa / eksekutif
10
Bongkar
SWAMI / 1989
Kritik terhadap penguasa yang otoriter.
Sumber : Album-Album Iwan Fals[3]
            Lagu-lagu tersebut hanya sebagian kecil dari banyak lagu Iwan Fals yang menyuarakan wacana kritis terhadap kehidupan di zaman Orde Baru.                Tema kritik tersebut setidaknya telah mematahkan wacana trilogi pembangunan, karena pemerataan yang diharapkan dari pembangunan tidak pernah terwujud. Pembangunan nasional yang berlandaskan pada ”Trilogi Pembangunan” hanya sebuah narasi besar dan sebuah mitos belaka.
Tetapi keberhasilan lagu-lagu Iwan Fals tersebut dapat juga dilihat sebagai sebuah pemanfaatan isu yang dikonsturksikan dalam bentuk lagu yang akhirnya mengehegemoni masyarakat sebagai pendengar dan juga sebagai konsumen produk industri musik. Kondisi tersebut memperlihatkan adanya komodifikasi terhadap wacana kritik sosial, sehingga esensi kritik terebut patut dipertanyakan.
Menarik untuk dianalisis dalam paper ini bagaimana sebuah komodifikasi itu hadir dalam lirik-lirik lagu yang bertemakan kritik sosial, dalam hal ini yaitu lagu Galang Rambu Anarki, dan Sore Tugu Pancoran,“. Kondisi ini memperlihatkan adanya pertarungan antara idealisme musisi dan industri musik yang secara tidak langsung menjadi corong utama dalam pemasaran lagu tersebut. Sehingga memunculkan pertanyaan apakah lirik-lirik kritik sosial yang idealis     itu hanya sebuah komoditi untuk kepentingan ekonomi politik kapitalis ?,       atau adakah pesan tersebut menjadi inspirasi bagi perubahan sosial dalam masyarakat ?.

1.2.      Permasalahan
Dari uraian latar belakang tersebut yang menjadi permasalahan dalam paper ini yaitu :
1)      Apakah yang di kritik dalam lirik lagu Iwan Fals, Galang Rambu Anarki  dan Sore Tugu Pancoran ? dan Adakah kemungkinan kritik tersebut menjadi inspirasi bagi perubahan sosial dalam masyarakat ?
2)      Bagaimana kritik sosial (idealisme) dalam lirik lagu Iwan Fals, tergadai atau terkomodifikasi oleh kepentingan ekonomi politik industri musik ?
1.3.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui dan memahami  kritik sosial dalam lirik lagu Iwan Fals, serta kemungkinan kritik tersebut menjadi inspirasi bagi perubahan. Selain itu untuk mengetahui dan membongkar kepentingan ekonomi politik dibalik lagu-lagu Iwan Fals.  
1.4.      Subjek Analisis 
Paper  ini menggunakan subjek analisis berupa tiga lirik lagu Iwan Fals Galang Rambu Anark, dan Sore Tugu Pancoran. Kritik dalam tiga lagu tersebut merupakan representasi dari kritik terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat pada masa Orde Baru dan berbagai ketimpangan-ketimpangan sosial. Berikut dalam Tabel 2. Lirik lagu-lagu tersebut
Tabel. 2. Lirik Lagu ”Galang Rambu Anarki,
 dan Sore Tugu Pancoran”
Galang Rambu Anarki
(Album Opini ,  1982)
Bento
(Swami II, 1991)
Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu

Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi

Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi

Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu


Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu


Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi


Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi

Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu


Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu.
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bos eksekutive
Tokoh papan atas atas s'galanya asyik . . .

Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku menang aku senang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik sekali lagi asyik . . .

Khotbah soal moral omong keadilan sarapan pagiku
Aksi tipu-tipu lobbying dan upeti oh . . .  jagonya . ..
Maling kelas teri bandit kelas coro itukan tong sampah
Siapa yang mau berguru datang padaku
Sebut tiga kali namaku Bento . . .  .Bento . . . . Bento . .  .
Asyik . . . . . . .  ! ! ! ! ! !  Asyik . . . . . .


Kritik terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat (keniakan BBM)
Kritik terhadap penguasa yang sewenang-wenang.
Sumber : Album-album lagu Iwan Fals[4]
                1.5.      Metode Analisis
Metode Critical Discourse Analysis (CDA) digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan teks-teks lagu sebagai sumber data utama, selain itu menjelaskan tumbuhnya kesadaran akan perubahan sosial dari lirik yang bertema kritik sosial tersebut. Dan digunakan untuk melihat kepentingan apa yang ada di balik lagu-lagu tersebut.  

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Kritik Sosial dan Inspirasi Perubahan dalam Lirik Lagu Iwan Fals ”Galang Rambu Anarki  dan Bento“.
Karya seni berfungsi untuk menginventarisasikan sejumlah besar           kejadian-kejadian, yaitu kejadian yang telah dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan imajinasi[5].  Lagu sebagai bagian dari seni memiliki konteks yang juga menginventariskan kejadian-kejadian, tetapi tidak semua lagu memiliki makna sebagai gambaran terhadap realitas sosial. Hal ini dikarenakan perkembangan dewasa ini lagu atau seni musik lebih dekat pada industri musik dan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pasar, sehingga pengertian tersebut tidak cukup relevan diera ini.
Lagu Iwan Fals Galang Rambu Anarki dan Bento”  dalam paper ini menggambarkan wacana kritis dari musisi yang mengkonstruksikan dunia sosialnya dalam gubahan lagu yang mewakili kondisi saat itu yaitu dimana Orde Baru. Berikut uraian kritik sosial dan inspirasi perubahan dalam kedua lagu tersebut :
2.1.1.      Galang Rambu Anarki sebuah Kritik Terhadap Kebijakan Pemerintah yang tidak Berpihak Pada Rakyat.
Lagu ”Galang Rambu Anarki”, keluar pada Tahun 1982 dalam Album Opini. Album tersebut menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu Galang Rambu Anarki menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals pandai mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Lagu tersebut sempat menjadi hits pada waktu itu karena dianggap mewakili suara dan jeritan masyarakat.
”Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi...”
            Dalam lirik tersebut menceritakan kelahiran anak Iwan Fals yaitu Galang Rambu Anarki yang dijadikan judul lagu. Bertepatan pada waktu kenaikan BBM yang cukup meresahkan masyarakat pada Tahun 1982-an. Lirik lagu tersebut menekankan sebuah kritik yang cukup tajam, lugas dan cukup berani, apalagi ketika itu posisi negara begitu kuat sehingga kritik yang menyentuh pemerintah bisa saja berurusan dengan pihak keamanan.
Kemudian kritik dalam lagu tersebut dilanjutkan dengan lirik akibat dari kebijakan tersebut seperti dalam kutipan berikut 
”Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi..”

Ketika dilirik awal sebagai pemunculan isu utama yaitu kenaikan BBM sebagai lirik pembuka. Lirik berikutnya memperlihatkan kondisi yang bakalan terjadi yaitu ”BBM naik tinggi (susu tak terbeli)....,Mungkin anak kami kurang gizi”. Kata-kata yang terkandung dalam lirik tersebut sepertinya mulai masuk    ke ranah realitas sosial dan ranah politik. ”Orang pintar tarik subsidi” merupakan lirik yang menuju pada sasaran yang akan diserang dalam kritikan tersbut yaitu pengambil kebijakan.
Lirik berikutnya merupakan sebuah perlawanan dari realitas yang telah diurai dalam lirik-lirik awal ;
”Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu...
”Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku...” adalah lirik pembebasan yang mengisyaratkan harus adanya perlawanan terhadap kebijakan yang tidak berpihak tersebut. Pengulangan lirik yang terakhir sebanyak tiga kali, mengindikasikan bahwa Iwan Fals  ingin menegaskan perlunya perlawanan terhadap kondisi sosial yang tidak berpihak seperti yang terjadi pada waktu itu.
Lagu tersebut mendapat sambutan yang cukup luas dimasyarakat terutama kalangan masyarakat menengah kebawah, dan juga para aktivis pergerakan. Kritik pedas dan lugas tersebut ternyata membuat pemerintahan pada waktu itu cukup geram sehingga beberapa konser Iwan Fals sempat dicekal, karen dianggap mengganggu stabilitas dan memancing kerusuhan. Teror-teror terhadap Iwan Fals juga hadir dalam setiap waktu. Dalam kutipan berikut saat diwawancari oleh majalah THE ROLLING STONE, mengenai teror yang pernah dialami : Waktu itu kaca rumah saya dipecahin. Saya punya bayi kan waktu itu.  Jadi buat jaga-jaga. Eh keterusan[6].
Dalam setiap Album Iwan Fals selalu ada lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial, inilah ciri khas dari musisi tersebut. Lagu-lagu tersebut sempat                di larang pada waktu Orde Baru, dan banyak lagu-lagu yang tidak dipasarkan karena memiliki kritik yang begitu tajam.  Melihat kondisi seperti ini sangat sulit mangatakan bahwa kepentingan ekonomi kapitalis dalam hal ini industri musik menjadi corak utama dalam setiap lagu Iwan Fals. Walaupun demikian sisi-sisi idealisme dalam lirik lagu tersebut masih tetap menjadi warna tersendiri. Sehingga memunculkan asumsi bahwa tedapatnya pertarungan antara musisi yang idealis dengan industri musik yang lebih berorintasi pada pasar.

2.1.2.      Bento Sebuah Kritik terhadap Penguasa yang Diktator (Bos Eksekutif).
Bento judul lagu yang menggema di penjuru negeri pada tahun 1990-an. Lagu tersebut memberikan warna perlawanan yang cukup radikal dimasa itu. Hingga penguasa merasa risih dengan konser-konser dan lantunan lagu-lagu yang terlalu kritis mengkritisi pemerintah. Lagu Bento cukup kontroversial menurut Iwan Fals :
”Lagu tersebut menceritakan tentang penindasan. Tapi pada waktu itu di plintir oleh siapa saya nggak tahu. Kan menarik waktu itu Bento muncul singkatan-singkatan  di media. Benteng Soeharto, Benci Soeharto. Buat jualan media itu bagus. Saya sempat bangga juga soal itu. Kan ditulis oleh Koran-koran hahaha…”[7
            Itulah sepenggal catatan dari hasil wawancara wartawan ”The Rolling Stone”. Dalam lirik lagu tersebut bento diibaratkan sebagai penguasa yang memiliki harta melimpah, dan disebut juga sebagai bos eksekutif, berikut kutipan lirik lagu tersebut :
”Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bos eksekutive
Tokoh papan atas atas s'galanya asyik . . .
Lirik tersebut cukup kena menyerang pemerintah atau bos eksekutif, sehingga konser ke 100 kota batal dilakukan karena dilarang oleh pemerintah, yang dianggap akan membuat kerusuhan dan kericuhan.  Kediktatoran penguasa yang digambarkan dalam lagu tersebut selalu menindas kepentingan orang-orang kecil atau rakayat. Tanpa memperdulikan orang disekelilingnya, sebuah gambaran yang sebenarnya membangkitkan semangat pembebasan diwaktu itu. Hal ini tercermin dalam lirik lagu berikut :
”Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku menang aku senang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik sekali lagi asyik . . .”
Kritikan dalam lagu tersebut dilanjutkan dengan lirik yang lebih nakal lagi yang semakin menyudutkan penguasa pada waktu itu, berikut lirik selanjutnya :
”Khotbah soal moral omong keadilan sarapan pagiku
Aksi tipu-tipu lobbying dan upeti oh . . .  jagonya ...”
Semua aksi dan tindakan dilakukan dengan kesewenangan tetapi diikuti oleh pembenaran moral dan keadilan. Inilah gambaran riil dari kuatnya nagara pada waktu Orde Baru.
Orde baru merupakan suatu rezim yang telah memberikan berbagai catatan sejarah panjang dari kekuasaan otoriter yang menghegemoni masyarakat. Kekuasaan negara yang begitu kuat membelenggu sendi-sendi kehidupan setiap warga negara. Kenyamanan dan keserasian yang diciptakan dengan bingkai represif, penggunaan aparat negara dalam penciptaan tatanan tersebut ternyata menjadi bara dalam sekam (bahaya laten), yang akhirnya meledak  menjadi benturan keras antara rakyat dan negara hingga jatuhnya rezim orde baru ditangan rakyat dan kelas menengah pada tahun 1998.
Sebelum terjadinya gelombang perlawanan besar-besaran hingga tergulingnya Orde Baru pada Tahun 1998. Iwan Fals dengan lagu-lagu kritiknya sudah lebih dahulu mengkritik pemerintah. Hal ini juga didukung oleh pendapat Setiawan Djodi “Sebelum orang ngomong apa-apa soal Soeharto saya sudah menyanyian “Bongkar”. Saya sudah menyanyikan “Bento”.[8]
Kritikan tersebut sebagai reaksi terhadap kondisi sosial pada waktu itu, telah menjadi inspirasi bagi perubahan sosial dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan karya seni yaitu sebagai motivator kearah aksi sosial yang lebih bermakna, sebagai pencari nilai-nilai kebenaran yang dapat menangkat situasi dan kondisi alam semesta[9].
Selain itu dalam konteks lain pendapat Abdullah Sumrahdi, bahwa fungsi musik rock yang berisikan kritik sosial semacam pelengkap yang menikmatkan, yang menghibur, atau sebagai suatu alat pengingat bagi kesadaran kepada suatu peristiwa atau nilai tertentu.[10]
 Lagu sebagai bagian dari bisnis industri musik, telah memberikan analisis yang berbeda dalam kacamata ekonomi politik. Bahwa kritik sosial tersebut akhirnya telah dijadikan komoditi yang dijual oleh industri musik demi akumulasi modal atau profit. Sehingga esensi dari kritik sudah terkomodifikasi dalam bisnis industri musik.   
2.2.      Idealisme Tergadai ; Komodifikasi Kritik Sosial dalam Lagu Iwan Fals  ”Galang Rambu Anarki  dan Bento“.
Bahasan ini memperlihatkan perdebatan antara visi idealisme musisi dengan kepentingan industri musik yang selalu menyesuaikan keinginan pasar.   Menurut Adorno ”segala kehidupan musik masa kini didominasi oleh bentuk komoditas yang ditujukan untuk pasar”[11]. Asumsi dasar inilah yang mempertegas mengenai tergadainya idealisme dalam industri budaya dalam hal ini industri musik.
Lagu-lagu Iwan Fals tidak dapat disangkal dan diragukan lagi sebagai bentuk dari kritik sosial. Galang Rambu Anarki dan Bento, merupakan representasi dari gugatan yang selalu menyelimuti lagu-lagu Iwan Fals. Tetapi industri musik telah menjadikannya sebagai barang komersial. Album dari           lagu-lagu tersebut terjual laris dipasaran, keuntungan yang diraih oleh produser musik dan juga musisinya cukup melimpah. Suksesnya album-album tersebut dikarenakan matangnya pemotretan isu oleh musisi dan juga peluncuran album yang telah di setting oleh industri musik, melalui survei dan lain sebagainya. Adorno menggambarkan kondisi ini dimana ”asas pertukaran telah mengaburkan sekaligus mendominasi asas manfaat”[12].
            Pesan moral berupa kritik sosial menjadi bias ketika dihadapkan dengan industri musik yang mengedepankan akumilasi modal yang sebesar-besarnya. Semuanya diobjektivikasi dalam pengertian uang. Pada giliranya hal ini mengandung pengertian bahwa asas pertukaran atau harga tiket, album menjadi asas manfaat yang bertolak belakang dengan pertunjukan musik, asas manfaat sebenarnya yang melatarbelakanginya[13].  
            Komersialisasi musik Iwan Fals yang bertemakan kritik sosial, sama halnya dengan komersialisai musik jazz, yang telah menghilangkan  spirit utama yaitu anti dominasi, hegemoni, rutinisasi, masifikasi, dan tidak lebih dari sekedar McDonaldisasi Jazz[14], dengan tujuan semata-mata mencari profit.   
            Lagu Galang Rambu Anarki” dalam Album Opini Tahun 1982 di produksi oleh Musica Studio. Peluncuran album tersebut dengan lagu yang menyuarakan hati nurani masyarakat, menjadikan lagu tersebut cukup akrab didengar oleh masyarakat khususnya kelas menengah kebawah. Kondisi ini memperlihatkan pandainya Iwan Fals dan Musica Studio mengambil momen keniakan BBM untuk meluncurkan lagu tersebut. Sehingga lagu tersebut lagu keras dipasaran, inilah semangat ekonomi atau etos kapitalis yang akhirnya menghasilkan profit yang tinggi.
            Begitu juga dengan lagu ”Bento” dalam Album Swami II Tahun 1992. lagu tersebut menjadi hits, dan bahkan masih sering terdengar saat ini. Nuansa kritikan tajam terhadap, penguasa yang mulai tidak populer, menjadi konsumsi yang semua kalangan. Dimuatnya di berbagai media masa mengenai lagu tersebut, berkorelasi positif  dengan angka penjualan album yang meningkat tajam.
            Lagu-lagu kritik sosial Iwan Fals digandrungi oleh hampir semua generasi tua hingga muda. Fans-fans ada diseluruh Indonesia yang dulunya menamakan diri ”Fals Mania” kemudian pada Tahun 1999 dibentuk ”Yayasan Orang Indonesia” atau sering disebut Oi (Orang Indonesia). Banyaknya fans fanatik memberikan nilai poin plus bagi industri musik yang akan meraup untung dari setiap lirik yang di rilis oleh Iwan Fals. Sehingga komodifikasi lirik-lirik kritik sosial dalam lagu Iwan Fals tidak terelakkan lagi. Kondisi tersebut seperti yang dikatakan oleh Vincent Mosco, sebagai komodifikasi dimana barang atau jasa yang memiliki nilai guna ditransformasikan menjadi komoditi yang memiliki nilai jual di pasaran[15].
Diakhir tulisan sebenarnya ada pertarungan yang alot antara idealisme musisi dengan industri budaya. Tetapi akhirnya terjadinya kesepakatan antara kedua pihak yaitu untuk memproduksi produk yang kira-kira bakalan laku keras            di pasaran.  Lagu hanya menjadi produksi massal yang manipulatif demi profit yang maksimal. Itulah gambaran dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bertemakan kritik sosial yang menjadi konsumsi masyarakat. Masyarakat atau penikmat musik tergantung dengan hegemoni lirik-lirik pembebasan yang sebenarnya mengingkari makna kebebasan yang terkadung dalam lirik lagu-lagu tersebut.
            Hal ini sejalan dengan asumsi Adorno, bahwa kebudayaan yang berbasis komoditas sebagai sesuatu yang tidak autentik, manipulatif dan tidak memuaskan. Kebudayaan massa kapitalis terkomodifikasi tidak autentik karena tidak dihasilkan oleh msayarakat, manipulatif karena tujuan utamanya agar dibeli oleh konsumen. Kebudayaan kini sepenuhnya saling berpautan dengan ekonomi politik dan produksi kebudayaan oleh perusahaan-perusahaan kapitalis[16]
           
                                                                                                                                                                                              
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Lagu Iwan Fals sebagain besar bertemakan kritik sosial, cukup mendapat perhatian dari kalangan pencinta musik dari awal ia berkarir di dunia musik hingga saat ini. Misi-misi kemanusian, menyoroti ketimpangan-ketimpangan, kritik terhadap kesewenangan, ketidakadilan dan masalah sosial maupun masalah politik yang lainnya. 
Industri musik dibelakang nama besar Iwan Fals, telah memperoleh keuntungan yang cukup besar. Tidak hanya industri musik, musisi tersebut juga mendapatkan profit yang cukup tinggi, dengan agendanya menjual misi sosial demi kesenangan publik yang merasa terwakili oleh sentuhan lirik-lirik pembebasan Iwan Fals. Galang Rambu Anarki dan Bento adalah salah satu dari banyak lagu yang menjadi hits dan laris dipasaran.
Kondisi tersebut memperlihatkan adanya manipulasi budaya. Atau dengan bahasa lain, dalam analisis musik pop Adorno, bahwa asas pertukaran mengaburkan sekaligus mendominasi asas manfaat.

2.      Saran
Kepentingan ekonomi politik dibalik lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial telah mengkaburkan esensi dari pesan moral yang disampaikan, dan terasa bias. Sehingga dibutuhkannya sebuah mekanisme kerjasama yang lebih sportif antara musisi yang idealis dengan industri musik yang beorientasi profit, agar semua kepentingan bisa terwakili dalam setiap produk budaya berupa lagu tersebut.